Pages

Rabu, 14 September 2011

INDONESIA MENDUDUKI RANGKING TIGA

PEMBAJAK SOFWARE DUNIA



Menurut hasil survei tahunan terakhir dari Business Sofware Alliance (BSA), pada tahun 200 lalau Indonesia berada pada posisi tiga teratas, setelah Vietnam dan China. Dinyatakan oleh BSA bahwa tingkat pembajakan di Indonesia mencapai 89% dengan total kerugian sekitar US$ 69,991 Juta. Ini Berarti 89% dari keseluruhan piranti lunak komersial yang diperjual belikan dan dipergunakan di Indonesia adalah bajakan dan hanya 11 % saja yang memiliki lisensi sah. Demikian menurut keterangan resmi situs BSA.org


peringkat maupun persentasi angka pembajakan di Indonesia tersebut naik dari tahun 1999 dimna indonesia berada pada posisi 7 dibawah Vietnam, Cina, persemakmuran negara sx Rusia, Rusia lebanon , dan Oman. Persentase pembajakan Indonesia saat ini adalah 85% dengan total kerugian US$ 42,106 juta



Nampaknya Dengan Melihat hal tersebut, BSA bersama dengan Sofware & Information Industry Associates (SIIA) sejak februari 1999 telah berhasil meyakinkan US Trade Representative (USTR) untuk memasukan Indonesia kedalam Priority Watch List, bersama dengan Yunani, India, Israel, Makao, Pakistan, Philipina, Rusia, Turki dan Vietnam

Senin, 12 September 2011

Dampak Buruk HP cangih

Memiliki telepon seluler pintar semacam Blackberry memang menyenangkan. Tak hanya menghibur, tapi juga bermanfaat untuk pekerjaan. Tak heran jika jumlah penggunanya terus meningkat di seluruh dunia.

Namun, di balik nilai positif yang ditawarkan, perangkat canggih itu ternyata menyimpan sejumlah efek buruk yang dapat mengganggu kesehatan penggunanya.

1. Membuat ketagihan
Perangkat telepon seluler pintar ini begitu mudah membuat pemiliknya merasa kecanduan. Studi Rutgers University pada 2006 menyimpulkan, Blackberry dan perangkat serupa memicu kenaikan penggunaan internet yang cukup signifikan, namun berdampak buruk bagi kesehatan mental.

2. Mengganggu tidur
Dengan layanan internet 24 jam, perangkat Blackberry akan bergetar atau berdering setiap saat, ketika ada email dan pesan singkat masuk. Dan setiap saat pula, pengguna akan memainkan Blackberry-nya, termasuk ketika sudah berada di tempat tidur. Tak jarang pula, pengguna begitu sensitif dengan getar Blackberry, sehingga mudah terbangun dari tidur untuk membuka pesan yang masuk.

Kebiasaan menyanding Blackberry di tempat tidur inilah yang akhirnya membuat tidur tak berkualitas. Dampak selanjutnya, tentu menyerang kesehatan. Bukan rahasia lagi bahwa rendahnya kualitas tidur berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental.

Sebuah penelitian mengungkap, pengguna Blackberry yang memiliki kebiasaan memainkannya sebelum tidur rentan mengalami insomnia, sakit kepala, dan kesulitan berkonsentrasi. Penelitian yang dilakukan Uppsala University di Swedia menambahkan bahwa radiasi telepon seluler bisa mengganggu aktivitas tidur.

3. Memicu cemas
Memiliki telepon selular cerdas semacam Blackberry memang menyenangkan bagi sebagian orang. Dengan Blackberry, aktivitas berkirim email, chatting, hingga berselancar di internet bisa dilakukan bersamaan, kapan saja, dan di mana saja. Banyak pula yang mengandalkannya untuk urusan pekerjaan.

Studi yang dilakukan MIT’s Sloan School of Management pada 2007 mengungkap, penggunaan Blackberry membentuk budaya stres di tempat kerja. Fasilitas internet 24 jam yang dijagokan telepon seluler pintar itu mengacaukan waktu luang pekerja. Tugas dan hal-hal yang menyangkut pekerjaan bisa hadir kapanpun, termasuk kala sedang libur.

4. Melemahkan otak
Di balik kemudahan yang diberikan, Blackberry berisiko melemahkan daya konsentrasi penggunanya. Karakternya yang mampu membuat pengguna melakukan sejumlah hal dalam waktu bersamaan (multitasking) cenderung membuat seseorang kesulitan menyerap informasi lantaran fokusnya mudah beralih dari satu hal ke hal lain.

“Sebagai multitasker, otak mereka dibanjiri terlalu banyak informasi, akibatnya mereka tidak selektif lagi untuk memilah informasi yang penting dengan cepat,” kata Dr David W Goodman, Direktur Pusat Gangguan Psikologis di Maryland, Baltimore.

Untuk itu, ia menyarankan para pengguna Blackberry agar tak mengaktifkan jaringan internetnya selama 24 jam. “Buat jadwal untuk membuka email, misalnya satu jam sekali, atau dua jam sekali,” kata Goodman. “Jangan menjadikan diri sebagai budak getar atau dering Blackberry.”.

source: suaramedia.com

lagu

 

lagu

KLIK KANAN

KLIK KANAN